Siapa yang bertanggung jawab terhadap diri kita?
Siapakah kita?
Darimanakah kita berasal?
Di manakah kita sekarang?
Apakah tugas kita?
Ke manakah kita menuju?
Sekedar mengingatkan kenyataan yang belum tentu kita terima!
Kita adalah makhluk Alloh yang dikenal dengan sebutan ‘MANUSIA’
Kita berasal dari Alloh melalui saripati orang tua kita
Kita sekarang berada di sebuah alam yang disebut ‘DUNIA’
Tugas kita menjadi ‘Abdulloh’ (Hamba Alloh) dan ‘Khalifatulloh’ (Wakil Alloh)
Tujuan kita adalah kembali kepada Alloh dalam sebaik-baik keadaan
Banyak hal terjadi di dunia yang bersifat sementara ini
Kebanyakan manusia terlena ketika dibuai indahnya kehidupan duniawi
Hanya sebagian kecil yang merasa jenuh dengan kehidupan yang menipu
Muslihat yang terjadi adalah akibat dari derasnya ujian dari Alloh berupa nikmat
Muslihat tinggal muslihat…
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang tertipu
Mereka menikmati tipuan ini dan menganggapnya sebagai sebuah hak hidup mutlak yang harus dinikmatinya
Mengapa kita harus menerima kenyataan
Bahwa Alloh sebagai Sang Khalik menetapkan dunia ini sebagai sebuah arena
Arena yang dijadikan kancah pemilahan makhluk bernama manusia
Di sini…
Di dunia yang indah ini Alloh menetapkan jalan hidup seorang manusia berdasarkan usaha manusia itu sendiri
Sehingga ketika kehidupan seorang manusia berakhir…
Atau ketika kehidupan di dunia berakhir…
Manusia akan menemukan jalan hidupnya
Secara paksa dan tidak ada tawar menawar lagi
Itulah ketetapan Alloh yang tak akan ada satu pun yang bisa merubahnya
Kini kita patut merenungkan
Kenapa kita merasa bahagia ketika semua nikmat Alloh kita terima
Dan kenapa kita merasa tersiksa ketika semua tidak berjalan sesuai dengan harapan kita
Mungkin kita harus mencamkan pernyataan ini berkali-kali
MENYESALLAH KETIKA KITA AKAN MELAKUKAN SESUATU
DAN JANGAN SESEKALI
MENYESAL KETIKA KITA TELAH MELAKUKAN SESUATU
Marilah kita mencerna makna hidup bagi seorang manusia, dimana…
Manusia adalah Abdulloh yang harus senantiasa mengabdikan diri kepada Alloh
dan
Manusia adalah Khalifatulloh yang harus memelihara eksistensi diri di tengah gemerlapnya alam dunia
Sehingga dengan memahami makna hidup seperti itu kita dapat…
Tertawa di muka bumi atau Tersenyum di surga
Sabtu, 13 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar